SEKILAS TENTANG PRAMUKA MANBA’UL ‘ULUM
PASUKAN PANGERAN CAKRA BUANA-NYI AGENG SERANG
Pramuka
Penggalang merupakan anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11 – 15
tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat keingintahuan (curiosity)
yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok. Oleh
karena itu titik berat dari latihan Pasukan Penggalang terletak pada kegiatan
Regu yang didasari oleh sistem beregu dalam seluruh pelaksanaan kegiatan
Pasukan Penggalang.
Dunia
Penggalang sudah lebih luas dan melebar daripada dunia Siaga yang masih
tertutup (formasi lingkaran). Formasi barisan barisan pada upacara pembukaan
dan penutupan latihan penggalang adalah berupa angkare (setengah lingkaran atau
tapal kuda), sebuah lingkaran yang sudah mulai terbuka tetapi tiga sudutnya
masih tertutup.
Pada
saat upacara pembukaan dan penutupan latihan, Pembina berdiri di depan pasukan
di bagian tengah di sebelah kiri bendera (tiang bendera berada di kanan
Pembina). Hal ini memberi makna bahwa di dalam dunia penggalang, Pembina
memberi porsi lebih besar menggerakkan kemauan (ing madya mangun karsa),
dibandingkan dengan porsi pembinaan memberi keteladanan (ing ngarsa sung
tulada) dan dorongan (tut wuri handayani).
Simbol
bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa penggalang mulai diperkenankan
melihat dunia luar dan Pembina Penggalang sudah dapat melepaskan Penggalangnya
dalam pelaksanaan tugas melalui pemimpin-pemimpin Regu yang menjadi tulang
punggung di dalam pasukan Penggalang. Pembina Penggalang sudah dapat memberi
kepercayaan kepada Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu untuk melatih anggota
regunya dengan penuh tanggungjawab. Untuk itulah para Pemimpin Regu dan Wakil
Pemimpin Regu diberi latihan tambahan secara berkala dalam bentuk Gladian
Pimpinan Regu (Dianpinru).
II.
Pokok Materi
1.
Pasukan Penggalang.
·
Wadah pembinaan Pramuka Penggalang
disebut Pasukan Penggalang yang secara filosofis bermakna sebagai
pasukan-pasukan di masa perjuangan kemerdekaan bangsa dalam menggalang persatuan
dan membangun jiwa patriotisme dan nasionalisme. Kata “pasukan” berasal dari
kata pa–suku-an yakni tempat para suku berkumpul. Pada umumnya, pasukan
penggalang putera mengambil nama-nama senjata sebagai nama pasukannya, seperti
“ Pasukan Pasopati”; “Pasukan Trisula Pamungkas”, Pasukan Cakra Baskara”,
“Pasukan Roda Dedali”, “Pasukan Mandau Sakti”, dan lainnya. Pasukan Puteri
umumnya mengambil nama-nama mitos sebagai nama pasukannya seperti “Pasukan Rara
Jonggrang”; “Pasukan Dewi Bulan”; “Pasukan Chandra Kirana”; “Pasukan Puti
Serindang Bulan” dan lainnya. Dapat juga menggunakan nama-nama pahlawan seperti
pada ambalan penegak. Pada hakekatnya nama pasukan adalah simbol kebanggaan
seluruh anggota pasukan, yang dihasilkan dari musyawarah pasukan.
·
Panggilan terhadap pasukan berupa tiupan
peluit pendek 8 kali dan tiupan peluit panjang satu kali. Seperti kode morse
berikut ini: …….. – . Namun demikian panggilan pasukan dapat bervariasi
misalnya dengan menyebutkan nama pasukannya: “Trisula pamungkas…..kumpul”, atau
dalam aba-aba baris-berbaris: “Trisula Pamungkas…..Siaap…..Geraaak”, dan
seterusnya. Panggilan pasukan dengan aba-aba khusus dapat dibuat menurut
kesepakatan pasukan dan Pembina pasukannya.
·
Pasukan yang ideal memiliki markas
pasukan disebut sanggar, yakni tempat pasukan itu berkumpul. Selain sanggar,
setiap pasukan memiliki bendera Merah Putih, bendera Pramuka, tiang bendera,
peralatan perkemahan, sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
·
Sesuai dengan metode satuan terpisah,
maka Pembina pasukan putera adalah seorang pria, dan Pembina pasukan puteri
adalah seorang wanita. Hubungan antara Pembina Pasukan dengan anggota pasukan
penggalang seperti hubungan antara kakak dan adik; sedangkan hubungan Pembina
Pasukan dengan Pembina regu sama seperti hubungan pada anggota dewasa Gerakan
Pramuka lainnya yakni hubungan persaudaraan atau kekerabatan, bukan seperti
hubungan antara atasan dan bawahan.
2.
Regu – Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 3 sampai 4 Regu dengan jumlah
anggota Regu 6 sampai dengan 8 penggalang. Kata “Regu” berarti gardu atau
pangkalan untuk meronda. Tiap regu memiliki pemimpin regu dan wakil pemimpin
regu yang dipilih dari salah seorang anggota regunya berdasarkan musyawarah
regu.
·
Setiap regu memiliki nama regu yang
merupakan simbol kebanggaan regu. Nama regu dipilih dan diambil dari cerminan
sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota regu tersebut.
Nama regu penggalang putera menggunakan lambang binatang, sedangkan nama regu
penggalang puteri menggunakan simbol bunga atau tumbuhan. Nama regu tersebut
dilukiskan dalam bendera regu. Bendera regu merupakan kebanggaan regu, yang
senantiasa dibawa dalam setiap kegiatan penggalang.
·
Tiap regu memiliki kode panggilannya
sendiri. Untuk regu putera biasanya menggunakan panggilan suara binatang,
apabila pemimpin regu atau salah seorang dari mereka memanggil anggota regunya.
Untuk regu puteri biasanya menggunakan suara peluit, atau teriakan nama
regunya. Setiap anggota mempunyai nomor regu. Nomor regu pemimpin regu adalah
1, wakil pemimpin regu adalah 2 dan selanjutnya hingga nomor ke 8. Andaikata
Pemimpin regu Mawar akan memanggil “si Ani” yang memiliki nomor 7, maka
pemimpin regu akan memanggil “Mawar 7……, kemari”. Demikian juga pada regu Singa
putra, misalnya akan memanggil anggotanya yang bernama “Bambang” kebetulan ia
anggota regu nomor 8, maka ia akan mengaum…, dan meneriakkan nomor 8. Panggilan
bagi tiap-tiap anggota regu adalah sesuatu yang unik, dan pada dasarnya adalah
merupakan kesepakatan anggota regunya.
·
Setiap anggota regu penggalang harus
memiliki tali berukuran 10 meter, dan tongkat penggalang berukuran 160 cm.
Ponco (jas hujan), velples (tempat air minum), kompas, pisau digunakan biasanya
kalau ada kegiatan keluar. Adapun perlengkapan regu penggalang adalah tenda dan
perlengkapan perkemahan lainnya.
·
Setiap regu penggalang idealnya memiliki
Pembina regu. Sesuai dengan metode satuan terpisah, maka Pembina regu putra
harus seorang pria, dan Pembina regu puteri harus seorang wanita. Hubungan
antara Pembina regu dengan anggota regu seperti hubungan antara kakak dan
adik.
3.
Dewan Penggalang (Dewan Satuan Penggalang)
Dalam
rangka melatih kepemimpinan dan melatih berperan dalam pengambilan keputusan
para pramuka penggalang, dibentuk Dewan pasukan Penggalang, disingkat Dewan
Penggalang, yang terdiri atas
·
Ka Mabigus MTs MANBA’UL ‘ULUM: Gulamuh, S.Ag, M.A
·
Pembina :
Abrori Minhad, S.Pd.I, C.H
·
Pemimpin Regu Utama (Pratama) : Fitrah
Amalan
·
Wk. Pratamr:
Acep Supriyatna
·
Sekretaris :
Sangkan Made Bagus Pratama
·
Bendahara : Syifauddihni
·
Pemangku Adat :
Ilham Fauzi Kautsar
·
BIDANG KEGIATAN LATIHAN PESERTA DIDIK
1.
TEGAR PRIYATNA
2.
M .WAHID ANWAR
·
BIDANG KEAGAMAAN
1. FAHRIYANSYAH
2. GHOZI MAFAZI A.
·
BIDANG PERKEMAHAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1. TRISNA
2. THOMAS
·
KEGIATAN BERSAMA ANTAR GUGUS DEPAN
1. IZUL
HAKIM
2. NAELUL MAROOOM
·
BIDANG TANDA PENGHARGAAN
1.FAJAR
SIDIQ
2.SYAHRUL
ATTA
. BIDANG SARANA ADMINISTRASI
1.
REZA AIMAN A.
2.
M. RAFFIUDIN HASAN
·
BIDANG SARANA PENUNJANG LATIHAN (PERALATAN)
1.
IMAM SYAFI’I
2.
NAUFAL H.
·
FORUM DISKUSI DAN MUSYAWARAH
1.
M. IDRIS JAMALUDIN
2.
BUKY A.
Pembina
Pramuka Penggalang dan Pembantu Pembina Pramuka Penggalang bertindak sebagai
penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak dalam mengambil
keputusan terakhir.
Dewan
Penggalang bertugas :
1)
Mengurus dan mengaturprogram kegiatan-kegiatan Pasukan Penggalang
2)
Mengevaluasi program kegiatan
3)
Mendukung Regu dalam kegiatan mengintegrasikan anggota baru
4)
Menyelenggarakan pemilihan Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu
5)
Merekrut anggota regu baru
6)
Menyiapkan materi yang akan dibahas dalam Dewan Majelis Penggalang.
4.
Dewan Kehormatan Penggalang
·
Untuk melatih kepemimpinan dan rasa
tanggungjawab para Pramuka Penggalang, dibentuk Dewan Kehormatan Pasukan
Penggalang, yang terdiri atas Pemimpin Regu Utama, para Pemimpin Regu, Pembina
dan Pembantu Pembina Penggalang.
·
Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan
Penggalang adalah Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang, sedangkan Sekretaris
Dewan Kehormatan adalah salah seorang Pemimpin Regu.
·
Tugas Dewan Kehormatan Penggalang adalah
untuk menentukan:
1.
Pelantikan, pemberian TKK, tanda
penghargaan dan lainnya kepada Pramuka Penggalang yang berjasa atau
berprestasi.
2.
Pelantikan Pemimpin dan Wakil Peninpin
Regu serta Pratama.
3.
Tindakan terhadap pelanggaraan Kode
Kehormatan
4.
Rehabilitasi anggota Pasukan Penggalang
5.
Majelis Penggalang
a)
Untuk mendidik Pramuka Penggalang dalam kehidupan demokrasi dan mewujudkan hak
semua anggota, dibentuk Mejelis Penggalang yang anggotanya terdiri atas seluruh
anggota pasukan. Keikutsertaan mereka sebagai individu bukan atas nama
regu.
b)
Majelis Penggalang diketuai oleh Pramuka Penggalang yang dipilih langsung
langsung oleh seluruh anggota. Sebelum Ketua Majelis terpilih, pertemuan
dipandu oleh Pratama. Ketua Majelis memilih sekretarisnya.
c)
Tugas Majelis Penggalang:
·
Menyusun aturan-aturan yang mengikat
seluruh anggota
·
Menetapkan sasaran tahunan untuk
diajukan kepada Pembina Pasukan dan diteruskan kepada Pembina Gudep
yang selanjutnya dinyatakan dalam rencana gudep
·
Membahas dan memberikan persetujuan
kegiatan bersama dan kalender kegiatan yang diajukan Dewan Penggalang.
d)
Pembina dan Pembantu Pembina mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak
suara.
6.
Kegiatan Penggalang
·
Kegiatan Penggalang adalah kegiatan yang
selalu berkarakter, dinamis, progresif, menantang. Pembina menjadi kunci pokok
di dalam mengemas bahan latihan dan kreativitas Pembina sangat diperlukan.
Semakin akrab hubungan antara Pembina dengan Penggalang maka akan semakin
tinggi tingkat ketertarikan Penggalang untuk tetap berlatih.
·
Pembina tidak perlu khawatir tentang
materi apa yang akan dilatihkan karena pada hakekatnya semua aspek hidup yang
normatif dapat dilatihkan kepada Penggalang.
·
Materi latihan perlu dikemas sehingga
memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell yakni: Health,
Happiness, Helpfulness, Handicraft. Yang perlu diutarakan lagi adalah materi
latihan itu datang dari hasil rapat Dewan Penggalang, namun demikian Pembina
bisa menawarkan program-program baru yang menarik, yang belum diketahui oleh
Dewan Penggalang itu sendiri, sehingga menjadi keputusan latihan Dewan
Penggalang.
·
Di dalam latihan, dapat dilakukan
pemenuhan/pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Pramuka Garuda (SPG),
dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). SKU dan SPG merupakan standar nilai-nilai
dan keterampilan yang dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK adalah
standar kompetensi Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu tidak
semua SKK yang tersedia dianjurkan untuk dicapai. Hasil pendidikan dan pelatihan
Pramuka Penggalang dilihat dari SKU - SPG yang dicapai dan SKK yang diraih. SKU
Penggalang terdiri atas 3 tingkatan, yakni: Penggalang Ramu, Penggalang Rakit,
dan Penggalang Terap. Setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum Penggalang
Terap, seorang Penggalang diperkenankan menempuh Pramuka Garuda (SPG) – yang
dalam pramuka internasional disebut Eagle Scout.
·
Secara garis besar kegiatan Penggalang
dibagi menjadi Kegiatan Latihan rutin dan kegiatan insidental.
Kegiatan
Latihan Rutin
1)
Mingguan
Kegiatan
latihan dimulai dengan:
-
Upacara pembukaan latihan.
-
Pemanasan dengan permainan ringan atau ice breaking, atau sesuatu yang sifatnya
menggembirakan tetapi
tetap mengandung pendidikan.
-
Latihan inti,
dapat
diisi dengan hal-hal yang meliputi penanaman nilai-nilai dan sekaligus
keterampilan. Berbagai cara untuk menyajikan nilai-nilai dan keterampilan yang
dilakukan secara langsung atau dikemas dalam bentuk permainan. (contohnya:
Teknik membuat tandu dan membalut korban; permainan Nusantara-1 ciptaan kak
Joko Mursitho yang berisikan wawasan kebangsaan, dinamika kelompok, dan team
building; permainan Sepak Bola Sampah ciptaan kak Joko yang berisikan
kepedulian kebersihan, kerja bakti tetapi menggembirakan; Membuat Woogle atau
cincin setangan leher; dsb.).
-
Latihan penutup, dapat diisi dengan permainan ringan, menyanyi, atau pembulatan
dari materi inti yang telah dilakukan.
-
Upacara penutupan latihan. Pada upacara penutupan latihan Pembina Upacara
menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada keluarga adik-adik
Penggalang, dan menghimbau agar pada latihan mendatang adik-adik penggalang
dapat membawa teman-temannya untuk ikut menjadi anggota baru Penggalang.
2)
Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan
diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Penggalang dan Pembinanya, dengan
jenis kegiatan yang berbeda dengan kegiatan rutin mingguan. Kegiatan rutin
dengan interval waktu tersebut dapat dilakukan di luar pangkalan gugusdepan;
misalnya hiking, rowing, climbing, mountainering, junggle survival,
orientering, swimming, kegiatan-kegiatan permainan high element, dan low
element, praktek pionering yang sebenarnya, first aids, bakti masyarakat,
camping, atau lomba-lomba.
3)
Latihan Gabungan (Latgab).
Pada
hakekatnya latihan gabungan ini adalah latihan bersama dengan gugusdepan lain,
sehingga terdapat pertukaran pengalaman antara sesama Penggalang, dan diantara
sesama Pembina. Materi kegiatannya bisa sama dengan kegiatan Bulanan/ dua
bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
4)
Kegiatan di tingkat Kwartir Cabang, Daerah, dan Nasional
Jenis
kegiatan dikategorikan ke dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan satu
tahunan, dua tahunan, tiga tahunan, empat tahunan, atau lima tahunan yang
diputuskan dan diselenggarakan oleh Kwartirnya, seperti kegatan:
a)
Gladian Pemimpin Satuan,
b)
Gladian Pemimpin Regu,
c)
Lomba Tingkat Gudep atau LT I (khusus diselenggarakan oleh Gudep), LT II di
Tingkat Ranting, LT III di tingkat Cabang, LT IV di Tingkat Daerah, dan LT V di
tingkat Nasional.
d)
Kemah Bakti Penggalang.
e)
Jambore Ranting, Cabang, Daerah, Nasional, Asean, Regional (Asia Pacific), dan
Jambore Dunia (World Scout Jambore).
III.
Kegiatan Insidental
Kegiata
n ini merupakan kegiatan partisipasi terhadap kegiatan yang diselenggarakan
lembaga-lembaga Pemerintah atau lembaga non-pemerintah lainnya. Misalnya
Gerakan Upacara mengikuti kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh Departemen
Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana alam, dan
sebagainya.
IV.PRESTASI
Juara
3 Harapan Wahidin Scouting Games Tingkat Penggalang Se_Wilayah Tiga Cirebon
Tahun 2014
V. PROGRAM KERJA PERIODE 2013/2014
1. BIDANG
KEGIATAN LATIHAN PESERTA DIDIK
1. KEGIATAN LATIHAN RUTINITAS
a.
Kegiatan Latihan (1 Minggu Sekali Setiap Hari Jum’at )
b.
Kegiatan Haiking / latihan di alam terbuka (1 bulan sekali)
2.
PELAKSANAAN PTA BAGI ANGGOTA BARU
3.
PENCAPAIAN SYARAT KECAKAPAN UMUM
a. Latihan SKU Penggalang Ramu
b. Latihan SKU Penggalang
Rakit
c. Latihan SKU Penggalang Terap
d. Pengujian SKU Penggalang Ramu
e. Pengujian SKU Penggalang
Rakit
f.
Pengujian SKU Penggalang Terap
3.
PELANTIKAN KENAIKAN TINGKAT
a.
Kenaikan tingkat menjadi Penggalang Ramu
b.
Kenaikan Tingkat menjadi Ramu Ke Rakit
c. Kenaikan Tingkat menjadi Ramu Ke Rakit
4.
PENCAPAIAN SKK
a.
dua macam SKK Agama
b.
dua macam SKK Patriotisme dan seni budaya
c.
dua macam SKK Ketangkasan dan kesehatan
d.
dua macam SKK Keterampilan dan teknik pembangunan
e.
dua macam SKK Sosial dan prikemanusiaan
2. BIDANG
KEAGAMAAN
1. Mengadakan Pengajian Bulanan
2. Mengadakan Kegiatan Buka Puasa
Bersama di bulan Ramadhan
3. BIDANG
PERKEMAHAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Mengadakan Kemah Bhakti (6 bulan
Sekali)
2. Mengadakan Kegiatan Persami
3. Mengadakan Bhakti social
masyarakat di lingkungan sekitar
4.
KEGIATAN BERSAMA ANTAR GUGUS DEPAN
1. Kegiatan latihan Gabungan
2. Kegiatan pengembangan kepramukaan
ke gugus depan Penggalang (1 Minggu Sekali)
3. Mengadakan kegiatan Lomba
Ketangkasan Baris ber Baris (LKBB) Tingkat Penggalang (1 Tahun Sekali)
4. Mengadakan Lomba Giat Pramuka
Penggalang (1 tahun Sekali)
5. BIDANG
TANDA PENGHARGAAN
1. Piagam Penghargaan
2. TKU (Tanda Kecakapan Umum)
3. TKK (Tanda Kecakapan Khusus)
6. BIDANG
SARANA ADMINISTRASI
Mengusahakan
tersedianya :
1. Ruang
Pramuka (Sekretariat Gugusdepan)
2. Buku Pegangan Pembina
3. Perlengkapan Gugus Depan
4. Papan Nama Gugus Depan
5. Perangkat Buku Administrasi yang
meliputi:
a. Buku
Induk Anggota
b. Buku
Inventaris dan Peminjaman Barang
c. Buku Risalah Rapat
d.Buku
Keuangan dan Iuran
e.Buku
Expedisi
f. Buku
Kegiatan Latihan
g.Buku
Agenda Surat masuk dan surat keluar
h.Buku
Tamu Ambalan
i. Buku
Catatan Harian / look book
j. Daftar hadir latihan
k. Daftar Kartu Perkembangan anggota
7. BIDANG
SARANA PENUNJANG LATIHAN (PERALATAN)
Mengusahakan
Tersedianya :
1. Tenda Pramuka sebanyak 4 buah
2. Pengadaan sarana Pionering
diantaranya :
a. Tali Pramuka
b. Tongkat Pramuka
c. Peralatan P3K
d. Tambang Besar 50 Meter /Alat
Out Bond
3.
Pengadaan Bendera Gugus Depan dan bendera boy Scout
4.
Pengadaan Bendera Merah Putih
5.
Pengadaan Bendera Kibaran Cita
6.
Pengadaan Bendera Smaphore
7.
Pengadaan Bendera Morse
8.
Pengadaan Mading Pramuka
8. FORUM
DISKUSI DAN MUSYAWARAH
1.
Rapat Bulanan Pengurus Dewan Pasukan (1 bulan sekali)
2. Musyawarah Pasukan
(MUPAS) dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
3.
Diskusi Kepramukaan (2 minggu sekali)
5. Musyawarah Gugus Depan (Mugus)
VI. DATA BASE ANGGOTA
NO
|
NAMA SISWA
|
JENIS KELAMIN
|
REGU
|
NAMA REGU
|
KET.
|
1
|
ACEP
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
2
|
ADUS SALAM
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
3
|
ERDIKA
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
4
|
ILHAM
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
5
|
FARHAN
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
6
|
AGUNG
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
7
|
BAKHTIAR
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
8
|
IZZUL
|
L
|
1
|
ELANG
|
|
9
|
FAHRUR
ROZI
|
L
|
2
|
HARIMAU
|
|
10
|
ASEP
QOMARUDIN
|
L
|
2
|
HARIMAU
|
|
11
|
BAGUS
|
L
|
2
|
HARIMAU
|
|
12
|
MAYKEL R.
|
L
|
2
|
HARIMAU
|
|
13
|
FAWWAZ
|
L
|
2
|
HARIMAU
|
|
14
|
YOGA
|
L
|
2
|
HARIMAU
|
|
15
|
RAFI
|
L
|
2
|
SINGA
|
|
16
|
IQBAL
|
L
|
2
|
SINGA
|
|
17
|
ALIVY
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
18
|
IMAM
SYAFI'I
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
19
|
M. ILYAS
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
20
|
ULIN NUHA
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
21
|
ISMAIL
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
22
|
GHOZI
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
23
|
SAEFUDDIN
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
24
|
NAENUL
|
L
|
3
|
SINGA
|
|
25
|
HILMAN
|
L
|
3
|
SRIGALA
|
|
26
|
JOHAN
|
L
|
4
|
SRIGALA
|
|
27
|
SYAHRUL
ATTA
|
L
|
4
|
SRIGALA
|
|
28
|
TEGUH
|
L
|
4
|
SRIGALA
|
|
29
|
NAUFAL
|
L
|
4
|
SRIGALA
|
|
30
|
SYAHRUL
MAULANA
|
L
|
4
|
SRIGALA
|
|
31
|
DANU
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
32
|
FAWWAZ
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
33
|
FURQON
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
34
|
JAKA
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
35
|
RENKA
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
36
|
DAUS
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
37
|
KHOIRI
|
L
|
5
|
COBRA
|
|
38
|
FAZRI
FEBRIANA
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
39
|
KOSASIH
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
40
|
WAHYUDIN
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
41
|
AKBAR
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
42
|
IKHSAN
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
43
|
MA'RUF
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
44
|
LUTFI
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
45
|
DIMAS
|
L
|
6
|
LABA-LABA
|
|
46
|
M.
FAHRIANSYAH
|
L
|
7
|
TOKEK
|
|
47
|
REZA AIMAN
AL-FARISI
|
L
|
7
|
TOKEK
|
|
48
|
SIGIT
|
L
|
7
|
TOKEK
|
|
49
|
DYO
|
L
|
7
|
TOKEK
|
|
50
|
ARIF
MULYANA
|
L
|
7
|
TOKEK
|
|
51
|
FAUZI
|
L
|
7
|
TOKEK
|
|
52
|
YOGI
DARMAWAN
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
53
|
WAHID
HASYIM
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
54
|
NUR BADRU
TAMAM
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
55
|
JUMADI
SETIAWAN
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
56
|
IBNU
KATSIR
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
57
|
FAJRI
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
58
|
RISKI
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
59
|
FAHRI
|
L
|
8
|
RAJAWALI
|
|
60
|
M. FITRAH
AMALAN
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
61
|
HAIDAR NUR
PUTRA
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
62
|
MIFTAHURRAHMAN
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
63
|
IBNUL
FATAH
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
64
|
FIKI
MUHAMMAD FAJAR
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
65
|
IZZUL
HAKIM
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
66
|
M.
RAFIUDIN HASAN
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
67
|
M. WAHID
ANWAR
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
68
|
THOMAS AJI
KUSUMA
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
69
|
TRISNA
|
L
|
9
|
GARUDA
|
|
70
|
M. ASYIF
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
71
|
SANGKAN
MADE PUTRA P.
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
72
|
REGAR
PRIYATNA
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
73
|
NIDHOM
MULLAH
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
74
|
M. FAJAR
SIDIQ
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
75
|
HANIF K.Z
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
76
|
KAMAL
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
77
|
HABIB
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
78
|
NUR
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
79
|
ALWI
HUSAIN
|
L
|
10
|
MACAN
|
|
80
|
ILHAM
FAUZI K.
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
81
|
HUDA
WIRABUANA
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
82
|
OBI
MUHAMMAD FURQON A.
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
83
|
SYAIFAUDDIHNI
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
84
|
BUKY
ABDURRAHMAN
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
85
|
ALI YAFI'
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
86
|
M. IDRIS
JAMALUDIN
|
L
|
11
|
KURA-KURA
|
|
VII.
PENUTUP
Anggota
penggalang yang dalam hal ini adalah peserta didik pada proses pendidikan
Gerakan Pramuka berperan sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu
pendapatnya, keinginannya, harus kita hargai. Dalam membina Penggalang
penerapan konsep Ing Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah
membangun/menggerakkan kemauan) porsinya
lebih banyak dibandingkan dengan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan memberi
teladan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar